Sex & Relationship
Kekasih ‘Hobi’ Mengeluh

16 Jun 2011

Mendengarkan keluhan pasangan, tentu menjadi tugas Anda. Kalau mengeluhnya sesekali, Anda sadar ada sesuatu yang serius dan dia membutuhkan Anda. Tapi, kalau mengeluhnya terus-menerus dan tentang segala hal, misalnya: sebal pada pekerjaan, si bos yang cerewet, badan capek, jalanan macet, uang tidak pernah cukup, Anda pasti bingung. Jadi pria, kok, begini amat, sih? Ada apa sebenarnya?

Menurut psikolog dari Universitas Indonesia, Vivien Gunawan, M.Psi, mengeluh sebenarnya wajar. Namanya juga manusia, yang hidup berbekal nafsu, akal, ego, hati, dan lainnya. Terkadang kita butuh penyaluran emosi agar merasa plong. Banyak cara yang dilakukan seseorang untuk menyalurkan emosinya. Ada yang dengan berpikir keras mencari solusi, menyepi di sebuah tempat, ada juga yang curhat (mengeluh) pada orang lain.

Kenapa orang mengeluh? Menurut Vivien, faktor pemicunya biasanya adalah tekanan yang tidak mampu ia tanggung sendiri sehingga butuh orang lain untuk menyalurkan beban. Persoalannya, tidak semua orang suka ‘ditulari’ beban orang lain, termasuk Anda, pasangannya. Apalagi jika curhatan berisi keluhan. Kalau keseringan, Anda tentu jadi risi.
Banyak hal yang menyebabkan seorang pria memiliki sifat suka mengeluh. Menurut Vivien beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

Hasil bentukan dari rumah. Bisa jadi ia terlalu dimanja dan didengarkan keluhannya oleh orang tua dan saudara yang lain. Sehingga, ia tidak bisa membuat keputusan sendiri dalam setiap persoalan pribadinya. Kalau tidak ada yang bisa menampung keluhannya, ia akan merasa stres dan uring-uringan.

Ia tidak mendapatkan perhatian sama sekali dari keluarganya. Maka keluhan itu disampaikan untuk mendapatkan perhatian dari orang sekitar, terutama pasangannya. Mungkin, tanpa disadari  ia  memosisikan kekasih seperti ibunya. Anda, orang yang dipercayainya,  akhirnya menjadi tempat tumpahan permasalahannya, alias tempat berkeluh kesah.

Ada pula yang disebabkan oleh faktor bawaan seseorang, dan bukan karena pola asuh dalam keluarga. Contohnya, mereka yang selalu ‘gatal’ untuk berbicara, berkomentar, dan mengeluh, bahkan untuk hal-hal yang tak penting sekalipun. (f)



 


MORE ARTICLE

polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?