Fashion Trend
Catatan Penting dari Paris Fashion Week Spring 2022

14 Oct 2021

Tribute untuk Alber Elbaz dari AZ Factory bersama 42 Perancang dan rumah mode
Foto: Dok. Vogue

Love Brings Love, Mengenang Mendiang Alber Elbaz

Di bulan April 2021 dunia mode kehilangan salah seorang perancang hebat yang tak menelurkan banyak karya indah dan monumental. Mengenang kehangatan dan jejak manis yang ditinggalkan Alber Elbaz, rumah mode AZ Factory yang didirikan mendiang, mengundang 42 perancang dan rumah mode terkemuka untuk membuat presentasi bersama dengan koleksi AZ Factory.
 
Hampir semuanya turun tangan, Thom Browne, Ralph Lauren, Gabriella Hearst yang mewakili Chloe, Donatella Versace, Giorgio Armani, Sarah Burton (yang mewakili Alexander McQueen) dan Vivienne Westwood. Perancang Tokyo Tomo Koizumi dan Chitose Abe juga ikut serta. Dan tentunya rekan-rekan perancangnya di Paris seperti Viktor & Rolf, Jean Paul Gaultier, Nicolas Ghesquiere (mewakili Louis Vuitton), Anthony Vaccarello (mewakili Yves Saint Laurent) Olivier Rousteing (mewakili Balmain), Pieter Mulier (mewakili Alaia), dan tentunya rumah mode Lanvin tempatnya berkarya selama 14 tahun yang diwakili Bruno Sialelli.
 
Pendekatan setiap perancang berbeda-beda, ada yang terinspirasi dengan sisi lembut dan penuh cinta Alber seperti Rick Owen, Donatella Versace, Y/Project, Balenciaga, Simone Rocha, Louis Vuitton, dan Alaia yang merancang gaun dalam warna pink lembut, Ada juga elemen aneka tumpuk hati karya Jean Paul Gaultier, Vetements, Gucci, dan Viktor & Rolf, Sebagian terinspirasi dari garis rancang Alber yang unik dan modern seperti yang dilakukan Valentino, Stella McCartney, dan Off-White.
 
Beberapa perancang menampilkan gaya pribadi Alber yang menggemaskan dengan mengenakan kacamata berbingkai tebal dan dasi kupu-kupu berwarna. Lihat saja karya Ralph Lauren dengan Teddy Bear, Balmain dan Dries Van Noten yang menampilkan sketsa diri Alber, Rosie Assoulin yang membuat dress unik dari gaya Alber, hingga Yves Saint Laurent yang menghidupkan lagi gaya Alber dalam versi busana wanita.
 
 Sementara itu, Gabriella Hearst mewakili Chloe menampilkan rancangan plus size sebagai tribute untuk Alber yang kerap menyuarakan rancangan inklusif untuk berbagai bentuk tubuh. Dari semuanya, Bruno Sialelli mewakili Lanvin mengundang haru dengan tribute-nya yang menampilkan foto diri Alber yang dicetak pada bagian buntut gaun panjang mengembang. Bagaimana pun juga, jejak mendiang Alber Elbaz di Lanvin masih tertoreh manis.
 
Para perancang yang diaku Alber sebagai keluarga mode masa kini miliknya pun duduk berjejer para barisan depan para penonton. Setelah parade tribute, rumah mode AZ Factory mempresentasikan koleksi mereka, yang ditutup dengan tampilan wajah Alber pada tengah panggung dan letusan confetti hati merah yang memenuhi area show dan panggung.

 

10 tahun Olivier Rousteing di Balmain

perayaan 10 tahun Olivier Rousteing di Balmain
Foto: Dok. Vogue

Hingga kini, belum banyak perancang berkulit hitam yang berhasil menempati jabatan direktur kreatif di rumah mode adibusana di Paris. Namun Olivier Rousteing telah melakukannya sejak 10 tahun lalu dan sukses membawa nama Balmain tetap relevan baik dikalangan Gen-Z dan para selebrita Hollywood. Gaun sensual memeluk tubuh sarat detail dan permainan payet rumit menjadi keandalannya.
 
Siapa sangka setahun lalu ternyata Olivier harus mendapatkan perawatan medis intensif akibat ledakan perapian di rumahnya yang berimbas pada luka bakar di wajah dan tubuhnya. Namun memang dirinya seorang perancang andal, kejadian yang menimpanya itu disulap menjadi serangkaian busana bandage memeluk tubuh dan aksen selayaknya perban menjuntai pada bagian lengan.
 
Puncak dari presentasinya? Suara Beyonce yang membacakan testimoni sembari Naomi Campbell berlenggak-lenggok di atas panggung, dan pengumuman kolaborasi Balmain bersama Beyonce dalam bentuk T-shirt, hoodie, dan celana pendek yang akan tiba tahun depan! Happy Anniversary Olivier Rousteing!

 

Penyusup di Presentasi Louis Vuitton

ada penyusup protes di Louis Vuitton
Foto: Dok. IGTV Louis Vuitton


Fashion selalu bisa menjadi ruang bagi pesan yang politis. Namun presentasi Louis Vuitton kali ini menunjukkan pesan politik yang tak diundang. Ada demonstran penyusup pada pergelaran Louis Vuitton yang tampak mewah di bawah hiasan chandellier Museum Louvre.
 
Tema pesta dari tahun ke tahun diambil sebagai presentasi Louis Vuitton. Bukan tanpa alasan, tahun ini merupakan peringatan 200 tahun sang pendiri, Louis Vuitton yang dulu bekerja sebagai pembuat peti kemas permaisuri Eugenia. Lokasi ini diambil sebagai saksi sejarah lokasi bertemunya Louis Vuitton bersama sang permaisuri.
 
Uniknya, di tengah-tengah deretan model di panggug, ada sosok yang menyelinap, dan membentangkan kertas bertuliskan “Overconsumption = Extinction” yang berarti konsumsi berlebihan sama dengan kepunahan. Protes ini pun tidak hanya satu orang, tampak ada 2 orang dan tidak hanya berjalan sekali, dengan jarak antar protestan dan model yan cukup berjeda. Tak hanya sampai situ, saat parade penutup, para protester yang kembali membentangkan posternya dan kembali berjalan diantara model.
 
Apakah disengaja? Bagaimana demontran bisa lolos penjagaan dan berjalan dua kali pada presentasi sekelas Louis Vuitton di penghujung pandemi yang tentunya masih amat membatasi undangan? Hanya Nicolas Ghesquiere yang tampil bersama pengawal pada penghunjung presentasi dan tim Louis Vuitton yang tahu.

 

Print Sekujur Tubuh Vs Kilau Metalik

Ramainya Print dan Metalik di Paris Fashion Week
Foto: Dok. Vogue


Dari segi tren, Paris Fashion Week tak banyak menawarkan yang beda dari tetangganya, Milan. Permainan print sekujur tubuh masih nampak mendominasi panggung mode Paris, bahkan Chanel dan Balenciaga yang biasanya tidak main print, menampilkan aksen print dalam keseluruhan tampilan.
 
Tak hanya print yang segar untuk musim semi penuh warna, nuansa 90an dan 80an juga tergambar dari banyaknya material gemerlap metalik. Mungkin ini ditujukan untuk membayar tuntas kerinduan para pecinta mode yang sudah lama tidak berdandan. Balmain mengulik archive mereka dan melansir ragam busana berpotongan seksi, baik dalam bentuk roncean payet, bongkahan logam sebagai tank top, ataupun material lame.
 
Material lame juga turut dilansir oleh Lanvin yang banyak mengangkat warna keperakan pada musim ini sama halnya dengan Balenciaga. Sementara Louis Vuitton bermain dengan material sheer berhiaskan glitter dan sequin yang meriah, Christian Dior dan AZ Factory memanfaatkan kilau alami material seperti satin dan duchess yang tampak mewah pada koleksi mereka.
 
Dari semuanya Schiaparelli tampil paling maksimal. Logam berwarna emas bertaburan pada koleksi Schiaparelli kali ini. Mulai dari kacamata, kancing, tepian jaket, payet fringe, payetan, ikat pinggang rantai, hingga pelindung kuku yang mencuri perhatian. Gemerlap!
 

 

Model Plus Size

Plus Size Model berjalan di Paris Fashion Week
Foto: Dok. Vogue


Banyak pakem-pakem mode yang tidak mudah ditembus di Paris, baik dari model berkulit hitam, higga inklusivitas bentuk tubuh. Namun sejak tahun lalu, beberapa rumah mode sudah kian paham akan pentingnya inklusivitas dan representasi mode yang lebih nyata di atas panggung mode. Semua orang berhak akan mode. Hal ini pun tercermin pada presentasi ini.
 
Sebut saja aksi Precious Lee, perempuan cantik bertubuh plus size yang dipercaya berjalan pada pergelaran Lanvin, Balmain, AZ Factory, dan berbagai rumah mode di Paris lainnya. Devyn Garcia tampil di runway AZ Factory mengenakan rancangan Gabriella Hearst untuk Chloe dan Alva Claire yang berjalan untuk Balmain. (f)




Baca Juga

6 Momen Penting di Milan Fashion Week 2022
Update Tren mode dari London!
Inklusivitas Yang Menggeliat di New York Fashion Week 2022



Topic

#ModeFemina, #ParisFashionWeek

 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?