Fashion Trend
Wawancara Founder & Chairman GEOX : Pasar Asia Sangat Peduli Tren

21 Jan 2024


Founder & Chairman Geox Mario Moretti Polegato, Aktris & Miss Hongkong 2023 Grace Chan dan CEO Geox Livio Libralesso memimpin toast peluncuran Geox edisi khusus & terbatas Imlek 2024 (Foto: Dok. Geox)
 
Sepatu yang membuat kaki bisa bernapas (breathable shoes) membuat Geox mengglobal sebagai jenama alas kaki yang inovatif. Ide cemerlang yang ditemukan secara tidak sengaja oleh pendiri Geox Mario Moretti Polegato di tengah terik gurun Nevada pada 1989. Eureka moment itu dikembangkan secara teknologi dan sudah menghasilkan lebih dari 50 patent yang didaftarkan di Italia maupun secara international. Alas kaki yang bisa bernapas dan tahan air menjadi keunikan produk-produk jenama ini. Tidak hanya alas kaki tapi juga diterapkan secara luwes pada
produk apparel.

Ide Cemerlang Yang Ditunjang Teknologi

Tubuhnya yang tinggi besar dibalut jas formal warna hitam. Jabatan tangannya tegas, namun pembawaannya ramah dan akrab, khas orang Italia. Femina berjumpa inovator dibalik Geox ini di Hongkong pada 9 Januari lalu bersamaan dengan acara peluncuran Geox edisi khusus menyambut Imlek 2024.

Di dunia industri sepatu, Mario Polegato (72) dikenal sebagai wirausaha hebat, inovator yang melahirkan ide-ide unik yang diwujudkannya menjadi produk yang laris. Tidak heran ia begitu bersemangat dan detil menceritakan pengalamannya menemukan ide alas kaki yang bisa bernapas itu. "Ini cerita yang menakjubkan," katanya mengawali cerita yang juga mendunia seperti jenama yang ia ciptakan.

Pada suatu kesempatan kunjungan ke wilayah Reno dan Las Vegas Amerika untuk mengurus bisnis Wine-nya, pria pewaris bisnis minuman anggur di dekat Venice, Italia itu mengambil rehat dengan berjalan-jalan sejenak di areal gurun di Nevada. Udara panas terik dan membuat kakinya kepanasan dan berkeringat.

Tanpa pikir panjang dia menggunakan pisau lipat yang dibawanya untuk membuat bolongan-bolongan kecil di sol karet sepatu yang dipakainya dan ternyata menolong banyak pada rasa kegerahan itu.

Sepulangnya ke Italia ia mengotak-ngatik idenya ini dengan insting seorang penemu. Padahal ia tidak punya latar belakang membuat sepatu. Ia lalu menawarkan ide sol karet dengan lapisan membran yang bisa membuat kaki bisa bernapas dan tetap
kering itu pada beberapa perusahaan alas kaki besar tapi tidak satupun berminat.

Pada akhirnya di tahun 1995, di usianya yang belum 30 saat itu, membangun Geox dengan 5 orang pegawai di garasi rumah keluarganya. "Bayangkan, dari 5 orang lalu jadi 50 orang, dan sekarang pegawai langsung (direct employee) di Geox ada 13 ribu orang, toko kami ada di 100 negara," kata salah satu pengusaha terkaya di dunia yang rutin berbicara di World Economic Forum itu.

 

Mario Moretti Polegato, inovator di balik jenama Geox yang sangat percaya pada kekuatan ide dan pengembangannya secara teknologi. Gambar kanan bersama Femina. (Foto: Dok. Geox)
 
Kini teknologi sepatu Geox berkembang pesat. Antara lain jenis Respira, salah satu teknologi orisinal Geox yang mengombinasikan perforated sole dengan lapisan membran yang tahan air dan memungkinkan kaki bernapas. Lalu ada Spherica yang selain memungkinkan kaki bernapas, juga membuat sepatu ringan dan memiliki bantalan sehingga telapak kaki tetap nyaman walaupun berjalan jauh. Ada juga Amphibiox yang tahan air kendati menerjang hujan.

Dalam perbincangan ini, Mario Polegato berkali-kali menekankan soal teknologi ini karena pengembangan sepatu lewat teknologi ini lah yang menjadikan Geox sukses di dunia. Bahkan nama Geox yang berasal dari bahasa Yunani, Geo (bumi) diberi imbuhan huruf x adalah untuk menunjuk pada peran teknologi itu.

Mario Polegato menjelaskan mengapa ia selalu merasa perlu menceritakan asal mula jenama yang dibangunnya ini, tidak lain karena ia ingin terus memberi contoh pada generasi baru bahwa dari sebuah ide, bisa menciptakan lapangan kerja yang luar biasa. Juga fakta bahwa kesuksesan bisnis tidak hanya butuh ide, namun perlu ditunjang peran teknologi yang kuat, kolaborasi dengan team yang hebat dan kesadaran untuk mematenkan ide unik yang dimiliki.

 

Tiga contoh teknologi sepatu Geox yang tersedia di pasaran saat ini melalui berbagai produk alas kaki dan apparel. Dari kiri ke kanan: Respira, Spherica, Amphibiox (Foto: Geox.com)

Pasar Perempuan Yang Menjanjikan

Akhir tahun lalu di Milan Fashion Week Musim Gugur- Dingin 2023, Geox untuk pertamakalinya punya global brand ambassador dan itu adalah Penelope Cruz, aktris populer Eropa, pemenang Oscar, ibu dari 2 anak dan wirausaha. "Dia global figure yang sukses dan inspiratif tapi approachable," kata Roberto Bodoni, Chief Marketing Officer Geox menjelaskan salah satu alasan mengapa wanita jelita multifacet itu terpilih merepresentasikan Geox sebagai sepatu sehari-hari yang berciri comfort & style. Citra glamor dan seksi yang melekat pada aktris ini juga diharapkan menjadi daya tarik bagi komsumen perempuan.

Pada perbincangan dengan Mario Polegato yang antara lain didampingi CEO Geox Livio Libralesso dan CMO GEOX Roberto Bodoni mengemuka suatu fakta bahwa pasar perempuan menjadi target penting bagi jenama Italia ini. Kendati secara faktual mereka unggul di pasar sepatu anak-anak dan pria. "Pasar sepatu perempuan itu sekitar 60%, sedangkan GEOX hanya menguasai sekitar 40 %nya," ujar Roberto. Pemilihan Penelopa Cruz sebagai global brand ambassador adalah salah satu strategi untuk merebut ceruk ini.

Perempuan membeli sepatu karena alasan yang kompleks dan emosional. Teknologi sangat boleh jadi tidak menjadi pertimbangan membeli. "Mereka membeli karena desainnya yang elegan, seksi, atau karena kebutuhan acara tertentu, dan sebagainya," ujar Roberto. Disinilah faktor komunikasi menjadi penting. Alas kaki Geox dikomunikasikan sebagai sepatu sehari-hari yang nyaman namun juga stylish seperti yang dicitrakan Penelope Cruz dalam iklan Geox.

Ketika ditanya tentang perubahan selera pasar yang begitu cepat saat ini dan bahwa untuk pasar perempuan kadang-kadang comfort dan style itu sulit dikompromikan, diskusi menjadi sangat menarik. Libralesso menjelaskan bahwa saat ini Geox saat ini mengubah pendekatan kategori produk dari premium foot brand menjadi premium lifestyle foot brand. Hal ini antara lain untuk mengakomodasi konsumen saat ini, termasuk di Asia yang sangat mengedepankan kebutuhan akan style dan trend dibandingkan hal lainnya.

 

Untuk menjadi relevan di pasar, Geox tidak melakukan repositioning tapi menyuntikkan style yang lebih mengikuti trend untuk meraih konsumen baru. Termasuk konsumen muda yang kini merajai Asia. (Foto: Dok. Geox)
 
Namun demikian Geox tidak akan mengubah jati dirinya. "Kami tidak membuat desain sepatu yang esktrim. Namun memberdayakan konsumen kami, laki-laki dan perempuan untuk menjadi versi terbaiknya setiap hari dengan bantuan sepatu-sepatu Geox yang nyaman dan stylish," kata Libralesso.

Untuk menjadi relevan di pasar, Geox tidak melakukan repositioning tapi menyuntikkan style yang lebih mengikuti trend untuk meraih konsumen baru. "Konsumen kami harus merasa look good and feel good driven by our technology," tambah Roberto. Para eksekutif Geox ini sangat percaya bahwa unique selling proposition terbaik adalah menyajikan apa yang terbaik dan paling dipercayai oleh konsumen. (f)


Baca juga:
Laporan dari Hongkong: GEOX Meluncurkan Sepatu Edisi Terbatas Naga Kayu Menyambut Imlek
Geox Ajak Para Wanita Isi Ulang Energi dengan Keluar Sejenak dari Rutinitas
Penélope Cruz Menjadi Brand Ambassador Pertama GEOX

Petty S. Fatimah


Topic

#feminaindonesia, #fashiontrend, #geox

 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?