Food Story
Seperti Apa Nasi Goreng Yang Diceritakan Dalam Serat Centhini?

8 Feb 2022

sejarah nasi goreng
Foto: Shutterstock

Sejarah bangsa Indonesia khususnya budaya masyarakat Jawa tertulis dalam sebuh buku yang berjudul Serat Centhini. Berabagai kejadian yang berlangsung pada abad 16-17 tertulis di dalamnya, termasuk budaya kuliner di Jawa. 
 
Selama ini kita mengetahuii bahwa makanan asli Indonesia yakni tempe diceritakan di dalamnya. Selain itu nasi goreng juga dicaritakan sedikit di dalamnya.  Ini menyatakan bahwa nasi goreng sudah ada di Jawa pada abad 17.
 
Saat hadir dalam acara IG Live Femina yang dilakukan beberapa waktu lalu, ilmuwan pangan dan penulis buku kuliner, serta pentolan komunitas Jalan Sutra Harry Nazarudin mengatakan bahwa nasi goreng yang tertulis berbeda dengan nasi goreng yang kita kenal sekarang. Nasi goreng ini dibuat tanpa menggunakan kecap dan tidak dimakan sebagai one dish meal seperti nasi goreng umumnya, tapi menjadi varian nasi yang disantap dengan lauk pendamping.
 
 “Di pulau Jawa ada dua jenis nasi goreng. Gagrak Sunda yang gurih, dan Jawa yang cenderung manis. Nasi goreng dalam Serat Chentini ini paling dekat dengan yang Sunda,” terang Harry. Penelusuran Harry pada nasi goreng yang tertera dalam Serat Centhini ini membawanya ke daerah Jawa Barat.
 
Harry menceritakan bahwa ia pernah menemukan satu nasi goreng yang menurutnya mirip seperti nasi goreng dalam Serat Chentini, yakni Nasi Goreng Piritan yang dibuat oleh restoran Manjabal di Ciamis. Nasi goreng ini dimasak menggunakan isi perut ikan. Isi perut ikan air tawar (seperti gurami) ditumis bersama nasi. Bumbunya menggunakan serai, cabai, bawang merah, merica, dan garam. Warnanya putih tanpa kecap, dan disantap seperti nasi putih bersama lauk lainnya.
 
Lalu, bagaimana perjalanan nasi goreng ingga menjadi makanan yang kita kenal sekarang? Menurut penulis buku Nasgor: Makanan Sejuta Mamat ini, nasi goreng yang kita kenal sekarang merupakan perpaduan dua budaya. Yakni budaya Indonesia dan budaya Cina yang juga memiliki makanan sejenis nasi goreng. Nasi goreng Cina memang nasi yang dimakan sebagai one dish meal. Budaya ini bercampur dengan budaya nasi goreng asli Indonesia sehingga menghasilkan nasi goreng yang kita nikmati sekarang. Bertemunya nasi goreng dengan kecap juga salah satu percampuran dua budaya ini.
 
Selain itu, Harry juga membagi nasi goreng Nusantara menjadi 3 kategori. Yang pertama adalah gaya Jawa yang rasanya cenderung manis berkat penggunaan kecap manis. Gaya ini juga menggunakan bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, dan cabai yang ditumis.
 
Kategori kedua adalah gaya nasi goreng Sumatra. Umumnya, bumbu nasi goreng Sumatra menggunakan rampah bubuk, dan memiliki rasa yang lebih tajam seperti kari. Katergori yang ketiga adalah gaya Indonesia timur yang memiliki nasi goreng berwarna merah. Menurut Harry warna merah ini disebabkan oleh tidak adanya kecap manis di  Indonesia Timur pada waktu itu. Sehingga mereka membuat nasi goreng dengan saos mereh yang ada. 
 
Obrolan seru yang beralangsung selama IG Live Femina tidak cuma membahas soal sejarah dan teori-teori terciptanya nasi goreng Indonesia. Harry juga memberi bocoran atau rekomendasi penjual nasi goreng yang enak dan unik di berbagai lokasi di Indonesia. Yang menarik adalah Nasi Goreng Kediri yang berkuah.

Baca juga:
5 Kecap Favorit Nasgor Ala Seto Nurseto, Kolektor Kecap Jebolan MasterChef
Geef Mij Maar Nasi Goreng, Lagu Rindu Noni Belanda Pada Nasi Goreng
Kol dan Tauge Jadi Pembeda, Ini Resep Nasi Goreng Jawa
 


Topic

#nasigoreng, #sejarahkuliner, #seratcenthini

 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?