Money
Soft Saving: Gaya Keuangan yang Tren di Kalangan Gen Z?

12 Mar 2024


Foto: Canva
 
Sebuah fakta mengejutkan terkuak dari hasil laporan The Prosperity Index Study oleh Intuit® (sebuah platform finansial asal Amerika) tahun 2023, dilansir dari laman CNBC: Diperkirakan 3 dari 4 orang di kalangan Generasi Z lebih memilih hidup berkualitas dan sehat mental daripada menyisihkan lebih banyak uang di bank untuk masa depan.

Ini sedikit melenceng dari gaya keuangan kaum milenial (+ Gen X) yang lebih memprioritaskan kerja keras, menabung, dan bisa pensiun dini. Atau paling tidak, bisa meraih kemapanan di masa tua bahkan kebebasan finansial. 

Disinyalir, gaya ini diadopsi Gen Z karena mereka lebih condong mendapatkan pengalaman dan gaya hidup yang menyenangkan dibanding berproyeksi akan mendapat banyak uang di masa tua. Jadi, tidak masalah jika lebih banyak menggunakan uang untuk masa sekarang, sepanjang masih ada uang untuk membayar tagihan, utang, dana darurat, dan sedikit uang untuk dana pensiun.

Mendobrak kebiasaan lama

Salah satu asumsi yang disimpulkan oleh para ahli keuangan di Amerika Serikat, Gen Z ini cenderung ingin membebaskan diri dari kendala uang yang membatasi kebahagiaan mereka. Hal ini turut disumbang oleh reaksi pascapandemi Covid-19, yang sedikit meningkatkan ketegangan mental serta membuat Gen Z sadar akan kenyataan-kenyataan pahit yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

Selama pandemi, daya beli masyarakat sangat menurun sementara inflasi meningkat, sehingga menurunkan kemampuan menabung semua orang secara general. Ini berdampak saat Gen Z masuk maupun berjuang di dunia kerja, mereka tidak ingin seperti generasi sebelumnya yang bekerja sangat keras untuk menyisihkan sebanyak-banyaknya uang demi masa depan. Mereka ingin mendobrak keseimbangan antara kesibukan dan menabung setiap sen, sehingga memilih menghabiskan lebih banyak uang untuk menikmati hidup saat sekarang. 

Tidak ingin pusing dengan pensiun

Laporan Blackrock (sebuah perusahaan investasi multinasional di Amerika) tahun 2023 menunjukkan bahwa 53% pekerja di Amerika merasa rencana keuangan untuk masa pensiun masih dalam jalur. Sisanya, merasa tidak memiliki cukup pemasukan untuk dana pensiun karena tingginya inflasi dan sentimen pasar yang lesu.

Pekerja muda termasuk Gen Z pun merasa tidak cukup percaya diri untuk memikirkan masa pensiun yang mapan. Mereka pun berpikir, mengapa tidak menggunakan uang untuk kebutuhan jangka pendek?

Berdasarkan riset, kekhawatiran hidup miskin atau finansial sulit tidak menjadi kepedulian di kalangan muda sekarang. Sebagian besar dari mereka tidak ingin memikirkan pensiun, apalagi untuk bisa pensiun dini. Bahkan sebagian lain dari mereka berpikir, tidak ingin pensiun sama sekali.  

Apakah gaya keuangan ini termasuk berisiko? Apakah ini berarti Gen Z yang mungkin gagal memiliki tabungan masa depan akhirnya malah menumpang kembali dengan orang tuanya alias Gen X? Bagaimana menurut Anda?


Laili Damayanti


Topic

#softsaving, #gayakeuangan, #generasiZ

 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?