Sex & Relationship
6 Tanda Anda Berada dalam Hubungan yang Toxic, Jangan Terjebak!

27 Jun 2022

Toxic relationship
Foto: Dok. Lunch Actually 


Menjalin hubungan dengan seseorang, idealnya akan menjadi hal yang menyenangkan karena pasangan akan saling menyayangi, mengasihi dan memberikan rasa aman. Namun, ketika berada dalams ebuah hubungan yang toxic atau beracun, justru membuat salah satu pihak tertekan, hal yang sebaiknya tidak dilakukan.

Perlu dipahami bahwa toxic relationship tidak hanya dialami oleh pasangan yang menikah, tapi juga pasangan kekasih. Sayangnya, dalam sebagian besar kasus, para korban atau bahkan kedua belah pihak tidak menyadari bahwa mereka berdua sedang berada dalam hubungan yang toxic dan saling menyakiti sepanjang perjalanan hubungan mereka, bahkan jika orang lain melihat jelas bagi orang hubungan toxic tersebut.

Memang sebagai manusia, kita tidak bisa mengubah karakter dan perilaku orang lain. Ketika kita mencintai seseorang, kita sering berpikir bahwa kita dapat menangani perilaku buruk mereka dan memperbaikinya perilaku tersebut jika kita cukup sabar untuk bertahan. Sayangnya hal ini tidak benar. 

Sebelum Anda terlibat terlalu dalam dengan seseorang yang memiliki karakteristik yang dapat menyebabkan hubungan toxic, pastikan Anda bisa mengidentifikasi tanda bahayanya dan pergi sebelum terlambat. Dan jika Anda sudah terlibat, carilah bantuan dari seseorang yang Anda percayai atau bahkan cari bantuan dari tenaga profesional.

“Memiliki hubungan yang toxic bukanlah dosa atau aib, Anda tidak perlu menyembunyikannya dari orang lain, terutama orang yang Anda percayai,” kata Violet Lim, Chief of Cupid dan CEO Lunch Actually, Dating Agency terbesar di Asia.

Violet pun membagikan tanda-tanda untuk mengidentifikasi apakah Anda sedang berada dalam hubungan yang toxic.

1/ Rasa cemburu berlebihan dan kurangnya kepercayaan

Hubungan seharusnya menjadi tempat aman untuk menjadi diri sendiri, memiliki seseorang yang bisa diandalkan, dan sama-sama bertumbuh menjadi orang yang lebih baik dalam setiap aspek. 

Dalam hubungan yang toxic, mereka akan menjadi sangat kompetitif, bukan dengan cara yang sehat karena mereka tidak akan membiarkan pasangannya menjadi lebih baik atau bersama seseorang yang lebih baik dari mereka. 

Salah satu pihak akan takut pasangannya meninggalkan mereka. Dengan demikian, mereka akan mengendalikan pasangannya tentang siapa yang ditemui, siapa yang disukai, dan tidak membiarkan pasangannya tumbuh menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.

2/ Tidak ada 'Take and Give’, hanya 'All Take, No Give’

Hubungan yang sehat adalah hubungan di mana dua orang di dalamnya merasa bahagia bersama dengan saling memenuhi kebutuhan dan keinginan masing-masing. Ketika Anda merasa selalu menjadi pihak yang menyenangkan pasangan dan hanya memikirkan apa yang membuat pasangan bahagia tanpa mempertimbangkan kebahagiaan sendiri, maka Anda harus berhenti.

Seringkali, kita berpikir hal itu normal dan masih dapat mentoleransi perilaku pasangan, sambil berharap mereka akan berubah. Tapi, itu hanya akan berputar di tempat yang sama. Dalam hubungan yang tidak sehat, Anda hanya akan memberikan sesuatu kepada pasangan tanpa mendapatkan sesuatu kembali dari dirinya.

3/ Membuat alasan atas perilaku buruk pasangan

Jika Anda pernah mendengar teman dekat mengkritik pasangan, dan Anda selalu berargumen bahwa 'mereka tidak mengenalnya sebaik Anda mengenal dia' tetapi Anda tidak benar-benar berpendapat seperti itu dalam hati kecil, maka itu adalah tanda bahaya. Ketika Anda merasa dipaksa untuk membela pasangan, Anda perlu memikirkan kembali hubungan tersebut.

4/ Komunikasi terasa melelahkan

Dalam hubungan apapun, komunikasi adalah kuncinya. Ketika Anda merasa semua yang Anda katakan seolah berbalik melawan diri sendiri, Anda akan mulai berhenti mencoba untuk mengatakan apa yang Anda rasakan karena pada ujungnya Anda menjadi orang yang bersalah.

5/ Terus-menerus merasa terjebak

Setiap pernyataan terasa seperti jebakan. Biasanya, pasangan akan memiliki pola yang sangat tertata rapi, terutama ketika mengajukan pertanyaan. Misalnya, alih-alih bertanya, "Apakah kamu ingin makan malam denganku?”. Pertanyaannya ia utarakan justru "Apakah kamu lebih suka berada di depan laptop dibanding makan malam dengan saya?”. Dan ketika Anda menjawab apa pun selain dari apa yang diharapkan pasangan, maka itu akan menjadi bumerang bagi Anda.

6/ Cara saya atau cara saya?

Perilaku mengontrol dapat tumbuh menjadi sesuatu yang sangat buruk. Hanya karena pasangan, bukan berarti Anda harus setuju dengan semua yang dikatakan pasangan. Berbeda pendapat bukan berarti tidak mencintai. Pasangan yang saling mendukung akan menghargai pendapat masing-masing, meskipun mereka tidak setuju dengan hal tersebut. (f) 



Baca juga: 
Bahaya Punya Pasangan Narsistik, Ini 6 Tandanya
Pulih dari Perselingkuhan
7 Ucapan yang Bisa Bikin Pertengkaran dengan Pasangan Semakin Parah

 


Faunda Liswijayanti


Topic

#relationship, #toxicrelationship, #pasangan

 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?