Travel
Sajian Seni untuk Segala Selera di Hong Kong

1 Apr 2023


Dok. Lynda Ibrahim
 
Selama ini umumnya turis Indonesia menyenangi Hong Kong karena makanan dan mode. Padahal, Hong Kong juga punya sajian seni yang mumpuni. Apalagi kini, setelah membuka diri pasca pandemi. 


Hong Kong dan Bursa Seni

Salah satu infrastruktur seni adalah art fair, bursa seni komersial. Indonesia punya Artjog, Art Jakarta dan Art Moments Jakarta. Hong Kong adalah rumah dari Art Central dan Art Basel HK, dua art fair bergengsi lebih sedekade ini. Art Central tumbuh organik dari ekosistem seni lokal, sementara Art Basel HK adalah perwakilan dari art fair kelas dunia dari Swiss, Art Basel. 

Karya seniman dan keseriusan kolektor seni Indonesia diakui di kedua acara tahunan ini. Tahun ini galeri ROH dari Jakarta mengusung beberapa seniman Indonesia di Art Basel HK termasuk Mella Jaarsma yang menggelar performance art dengan pekerja infrastruktur bambu setempat terpilih dalam Encounters, proyek terkurasi khusus instalasi besar. Belasan karya seniman Indonesia lainnya juga dibawa galeri asing seperti Gajah, Mizuma, Nanzuka, Arario, Yavuz, Pearl Lam dan White Cube.

 

Performance art
Mella Jaarsma di Encounters, Art Basel HK, Maret 2023

 
Bersebelahan lokasinya dengan Art Basel HK berlangsung Art Central, di mana instalasi kolaborasi Dedy Sufriadi dan Taufik Ermas hadir melalui Artemis Art dari Malaysia. Bekerjasama setahun melalui medium masing-masing, instalasi gabungan ini memproyeksikan bagaimana masyarakat di masa depan akan membaca peradaban kita peranakan relik yang mereka temui dan bisa artikan.

 

Dedy Sufriadi dan Taufik Ermas di depan instalasi mereka, Art Central Hong Kong, Maret 2023

 
Selain karya seniman Asia, kedua art fair ini dipenuhi dengan karya seniman internasional yang dibawa oleh galeri dari berbagai penjuru dunia. Bila beruntung, kadang pengunjung bisa berpapasan langsung dengan para seniman kelas dunia ini di arena pameran atau acara khusus yang dilangsungkan galeri.

 

Karya Damien Hirst, Art Basel HK, Maret 2023
 

Di luar agenda tahunan art fair, sepanjang tahun karya seni bisa diakses di Hong Kong melalui sederet galeri lokal dan internasional yang tersebar di Central. Kawasan Tai Kwun memiliki daya tarik berupa gedung kolonial dengan lapangan berpohon rindang. Bagi penggemar sepatu di Indonesia yang akrab dengan butik On Pedder di Jalan Pedder, di jalan yang sama terletak Pedder Building, gedung penuh galeri seni. Hanya terpisah 1-2 blok, ada gedung H Queen yang juga dipenuhi galeri, seperti Tang Contemporary yang sudah lama mewakili seniman Indonesia Heri Dono.

 

Seniman Katharina Grosse dan tamu di pembukaan pameran tunggalnya, Galeri Gagosian, Pedder Building Hong Kong, Maret 2023

 
West Kowloon Cultural District

Di luar acara dan kawasan yang sudah dikenal pecinta seni seperti disebut di atas, Hong Kong memperluas tawaran wisata seni melalui kawasan baru West Kowloon Cultural District (WKCD) di area reklamasi di seberang pulau Hong Kong. Dalam jangka panjang, WKCD dimaksudkan sebagai pintu pertemuan seni Barat dan Timur, di mana semua sumberdaya dan infrastruktur seni berkumpul.

Saat ini, beberapa institusi seni telah didirikan di WKCD seperti Xiqu Center (rumah opera klasik Cina), Hong Kong Palace Museum (museum khusus benda budaya bernilai sejarah) dan M+ (museum seni kontemporer). Di seberang M+, rumah lelang dunia Philips hadir dengan galeri luas yang bermandi cahaya matahari.

Paham bahwa opera klasik Cina yang panjang perlu menarik perhatian kaum muda untuk bertahan, Xiqu Center tak saja dibangun dengan arsitektur indah demi estetika dan akustik di teater utama, namun juga dilengkapi dengan teater lebih kecil dengan pertunjukan lebih singkat. Terjemahan dalam bahasa Inggris muncul di layar kecil di atas panggung, sama dengan metode yang dilakukan rumah opera di Milan. Di pelataran gedung, kostum warna-warni aktor dipajang dalam kotak kaca dan dilengkapi keterangan.
 

Karya Pablo Picasso, rumah lelang Phillips dan Opera Cina singkat di panggung kecil, Xiqu Center, Hong Kong, Maret 2023


Hong Kong Palace Museum (HKPM) adalah tempat yang menarik untuk pecinta sejarah dan barang antik. Berbagai artefak seperti porselen, mebel, jubah, dan perhiasan, ditata baik dalam kotak kaca tidak silau sehingga memudahkan mengamati dan memotretnya. Keterangan benda dan konteks sejarah tertera pada tiap obyek. Salahsatu yang menarik perhatian banyak pengunjung adalah perangkat menyerupai lemari yang ternyata adalah penyimpan es untuk keluarga kerajaan lebih seratus tahun lalu.

Di salah satu ruangan, langit-langitnya dilengkapi multimedia untuk mengilustrasikan sebuah narasi dan keindahan budaya yang melekat. Bagi turis yang tidak terlalu berminat sejarah pun, HKPM adalah museum yang menarik karena berisi benda-benda indah dan memiliki balkon panjang yang menghadap ke pelabuhan Hong Kong.

 
Patung dari akar bambu (Dinasti Qing, 1644-1911), Hong Kong Palace Museum

 
Penggemar seni kontemporer bisa berpuas diri menjelajahi M+. Difokuskan pada karya seni Asia dalam berbagai masa dan medium, pengunjung bisa merasa seperti kursus kilat senirupa Asia bila tekun menelusuri ruangan-ruangan pamernya dan membaca keterangan di tiap karya. Ada dua karya era 1980-an dari perupa Indonesia Cahyono Abdi yang menghiasi salahsatu dinding M+, salahsatunya tertera sebagai donasi dari Nurhayati Abdurahman pada tahun 2020.

 

Karya Cahyono Abdi, M+ Museum, Hong Kong
 

Di luar karya insan kreatif Asia yang mendunia seperti I. M. Pei, Gunjan Gupta, dan Yoko Ono, pengunjung juga dapat menikmati karya Andy Warhol dan Zaha Hadid di sudut yang berbeda. Pada penggalan pertama 2023 lalu, M+ mendedikasikan sayap khusus untuk pameran perjalanan karier Yayoi Kusama dalam skala terbesar yang pernah dilakukan di luar Jepang, berbarengan dengan peluncuran koleksi kapsul Kusama dan Louis Vuitton di seluruh dunia. Beberapa karya Kusama yang tidak banyak diketahui umum, seperti karya dalam bentuk pakaian, dipamerkan dalam ruangan luas bercahaya.
 
 

Pameran tunggal Yayoi Kusama, M+ Museum, Hon Kong, Maret 2023  
 

Didesain oleh Herzog & de Meuron, duo arsitek di balik museum Tate Modern di London, M+ dilandaskan pada konsep keterbukaan dan kemudahan. Memanfaatkan banyak cahaya matahari, semua lantai M+ terhubungkan dengan lancar tanpa terasa terpenggal dan tertutupi. Di atrium pengunjung bisa melihat ke beberapa lantai hanya dengan menoleh-nolehkan kepala di sekitar pembatas besi (railing).

Di rubanah sebuah struktur menutupi rongga kereta bandara, dan struktur tersebut bisa dipakai untuk pertunjukan seni. Di belakang, halaman luas berundak-undak menyajikan pemandangan tanpa halangan ke perairan Hong Kong. Tanpa menyukai seni pun, pengunjung bisa menikmati banyak sisi bangunan M+.


Hong Kong Museum of Art (HKMOA)

Masih berada di tepi perairan Kowloon, persis setelah penyeberangan kapal feri dan tidak jauh dari hotel-hotel klasik berbintang, terdapat Hong Kong Museum of Art (HKMOA). Mendedikasikan beberapa bagiannya untuk seni porselen dan kaligrafi, HKMOA mengandalkan banyak multimedia untuk menggambarkan kedalaman filosofi dan keindahan visual dalam kaligrafi dan porselen. Beberapa diantaranya bersifat interaktif. 

HKMOA juga menawarkan tur untuk pengunjung yang ingin lebih dalam memahami isi museum. “Bagian dari usaha kami untuk menarik generasi muda agar tertarik pada warisan budaya leluhur,” terang Maria Mok, Direktur HMOA saat ditemui Maret lalu.

Tak hanya terpaku pada senirupa Cina, pada awal tahun 2023 HKMOA juga mempersembahkan pameran tunggal karya Joan Miro, perupa legendaris dari Spanyol (1893-1993). Berbagai lukisan dan patung karya Miro memadati sebuah sayap HKMOA, dilengkapi dengan teks dan multimedia yang membantu pengunjung untuk memahami bukan saja keunikan karya Miro, tapi juga perjalanan hidupnya.

 

Pameran tunggal Joan Miro, Hong Kong Museum of Art, Maret 2023
 
Seni di Jalanan

Salah satu daya tarik Hong Kong bagi turis adalah transportasi publik dan jalan bertrotoar yang memadai. Tidak perlu harus masuk museum atau galeri, seni dalam bentuk mural pun bisa ditemui saat berjalan-jalan santai. Sekelompok pegiat street art yang menamai dirinya HK Walls mengawal dan mempromosikan mural di beberapa kawasan tertentu di Hong Kong, bekerjasama dengan Pemerintah. 

Tidak lagi dipandang sebagai coret-coretan yang mengotori keindahan lingkungan, street art memang sudah naik kelas dan banyak senimannya sudah menjadi nama yang karyanya diperebutkan para kolektor. Sangat menarik minat orang muda.

 

Karya Jean-Michel Basquiat

 
Begitu banyak bukan, sajian seni di Hong Kong? Sekitar setengah juta turis Indonesia yang tercatat datang ke Hong Kong memang belum disasar khusus oleh program Pemerintah, sebagaimana diakui Eve Tam, Wakil Direktur Jasa Budaya dan Hiburan Pemerintah Hong Kong, saat ditemui terpisah di sela-sela acara Museum Summit 2023, namun bukan berarti turis Indonesia harus terpaku pada wisata kuliner dan belanja bebas pajak. Sekarang, Anda pun bisa ke Hong Kong untuk melaras rasa melalui senirupa(f)


(Lynda Ibrahim, Kontributor, Jakarta)


Baca juga:
Menikah di Ketinggian Bukit Menoreh
Menikmati Relaksasi Terbaik di Resor Mewah ala Jepang di Ubud Bali
Wisata Dark Tourism di Dunia, Berani Berkunjung ke Sana?
 


Topic

#FeminaIndonesia, #FeminaTravel, #HongKong

 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?