Career
Survei Ungkap 1 Dari 3 Karyawan di Asia Mengalami Kelelahan, Perusahaan Bisa Apa?

10 Oct 2022

Kelelahan di tempat kerja
Foto: Freepik


Banyak pekerja saat ini yang mengalami tanda-tanda umum dari burnout, seperti kelelahan, apatis terhadap pekerjaan, hingga sakit kepala. Studi yang dilakukan McKinsey menemukan bahwa seperempat karyawan di seluruh dunia mengalami kelelahan, dan di Asia, angka itu meningkat menjadi satu dari tiga karyawan yang mengalaminya. 

Sementara itu, studi lain tentang kelelahan karyawan di wilayah Asia Pasifik menempatkan Jakarta menjadi salah satu kota dengan jam kerja terlama dan waktu istirahat paling sedikit. 

Survei ini menjadi gambaran betapa pentingnya memberikan ruang yang aman dan mendorong para pekerja untuk berbagi ‘perjuangan’ mereka melawan kelelahan dan kesehatan mental mereka sekaligus memberikan mereka dukungan untuk mengatasi tantangan tersebut. 

Kabar baiknya, beberapa perusahaan telah menyadari tentang kondisi kesehatan mental karyawannya dan berusaha mencegah karyawan harus berhenti bekerja dan produktif karena alasan ini. 

Salah satu perusahaan yang berada di garis depan untuk mengutamakan kesehatan mental karyawannya adalah 3M. Perusahaan ini telah mendedikasikan waktu selama satu bulan untuk kesadaran kesehatan mental lewat berbagai acara yang dapat dihadiri para karyawan, mendirikan Mental Health Advocacy Group (Grup Advokasi Kesehatan Mental) yang dipimpin oleh karyawan 3M untuk melayani semua individu dan mitra yang menavigasi masalah kesehatan mental serta menyediakan sumber daya yang dibutukan sepanjang tahun.

Merayakan bulan kesehatan mental dunia, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan perusahaan untuk menjaga kesehatan menta karyawannya: 

1. Ubah cara kita berbicara tentang kesehatan mental dan kelelahan

Kita perlu mengubah cara kita memandang dan berbicara tentang kesehatan mental. Jangan mengabaikan atau menyepelekan hal tersebut, atau mengaggap bahwa kesehatan mental bisa kita pikirkan hanya setelah kita sudah mencapai titik puncaknya. Kemudian, jangan takut untuk berinvestasi dalam program yang lebih lama dan lebih intensif untuk menciptakan tempat kerja yang sehat secara mental.

Keseimbangan adalah kuncinya. Memiliki waktu istirahat yang cukup sangat penting bagi karyawan untuk tetap produktif dan bahagia. Dengan memiliki rasa belas kasih dan memahami diri sendiri dan orang lain akn mendorong karyawan untuk mengutamakan kebiasaan dan hobi yang sehat. Beri mereka fleksibilitas dan otonomi untuk mengambil istirahat singkat dari pekerjaan atau mengatur jadwal kerja yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka, dan dorong mereka untuk mencari bantuan profesional, jika diperlukan.

2. Ciptakan lingkungan yang aman untuk membicarakan kesehatan mental

Untuk menciptakan lingkungan yang aman dan efektif untuk membicarakan dan mencari bantuan tentang kesehatan mental, penting untuk berinvestasi dalam program yang lebih dari pendidikan. Perusahaan dapat melakukan ini dengan memanfaatkan penyedia layanan berkualitas untuk menerapkan Program Bantuan Karyawan atau Employee Assistance Program (EAP) yang berfokus pada kesehatan mental. 

Hal ini tidak harus berhenti di level karyawan. Perusahaan bisa memperluas program ini untuk keluarga dan kelompok kerja. Karena pada dasarnya, seseorang tidak boleh berjuang dengan kesehatan mental sendirian.

3. Memimpin dengan memberi contoh

Pemimpin menetapkan suara dan contoh untuk diikuti oleh karyawan. Jika para pemimpin terbuka untuk berbagi perjuangan mereka dan mau memberi masukan, ini akan membesarkan hati para staf. Mereka akan mengerti bahwa mereka tidak akan dikenakan sanksi. 

Dari tingkat tim, atur sesi pelatihan kesehatan mental untuk para pemimpin dan manajer, dan dorong manajer untuk menyisihkan waktu untuk mengecek karyawan secara individu. Konon, percakapan seputar kesehatan mental tidak mudah dinavigasi. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan seorang pemimpin terkait kesehatan mental.

Pertama, ketika berbicara tentang kesehatan mental, seorang pemimpin tetap berpikiran terbuka dan hindari komentar yang mungkin bisa disalahartikan sebagai penghakiman atau meremehkan pengalaman seseorang. Kedua, berlatih mendengarkan secara aktif. Ketiga, tanyakan apa yang dapat Anda lakukan dan tindak lanjuti. 

4. Bantuan dan keterlibatan banyak pihak diperlukan

Kesehatan mental adalah masalah yang kompleks. Tetapi perusahaan memiliki peranan yang besar. Dengan memprioritaskan karyawan, perusahaan dapat menjaga kebahagiaan, kesehatan, dan kesejahteraan mental karyawan dan membangun masa depan industri kerja yang lebih produktif, menarik, dan berkelanjutan. (f) 


Baca Juga: 
Kuatkan Peran Psikolog Klinis untuk Masyarakat Indonesia
Kenali Gejala dan Solusi Depresi pada Anak dan Remaja
Malas Kerja Usai Liburan, Awas Alami Post Holiday Blues


Faunda Liswijayanti


Topic

#kesehatanmental, #burnout

 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?