Feature
Ketika FOMO Sulit untuk Dihilangkan, Begini Cara Mengatasinya!

29 Apr 2024

Seberapa jauh perasaan FOMO mengendalikan kehidupan kalian sehari-hari? Foto ilustrasi: Freepik

FOMO atau Fear of Missing Out adalah istilah yang ada sejak kita mengenal media sosial. Gen X dan Milenial yang sibuk dengan media sosial sempat dilanda FOMO.

Belakangan ini FOMO kembali dibicarakan, terutama dengan perilaku Gen Z. Bahkan, FOMO diduga bisa mengganggu kesehatan mental.

Sesuai namanya, Fear of Missing Out atau yang secara harfiah berarti "takut ketinggalan (berita/tren)" adalah perasaan cemas atau takut bila tertinggal atau kehilangan informasi dan momen yang terjadi di kehidupan sekitarnya.

FOMO membuat banyak orang yang cenderung selalu ingin mengikuti dan mencoba berbagai hal baru yang sedang menjadi tren atau dilakukan banyak orang. Mereka akan merasa tertinggal bila melihat orang lain melakukan hal yang belum pernah mereka lakukan, memiliki sesuatu yang tidak mereka miliki, dan saat orang lain mengetahui sesuatu yang tidak mereka ketahui.

Dampaknya, mereka akan senantiasa melakukan berbagai upaya agar bisa tetap mengikuti segala tren yang sedang diminati orang banyak. Kadang-kadang, mereka mengorbankan uang, waktu, dan tenaga untuk hal-hal yang sebenarnya tak perlu mereka miliki.

Dalam porsi berlebihan, hal ini dapat menjadi tidak sehat dan mengganggu keseharian seseorang. Mereka akan cenderung merasa lelah, stres, bahkan depresi jika berada pada kondisi yang dianggap 'tertinggal'. Tak heran jika FOMO juga bisa mengganggu kesehatan mental, kalau terus-terusan terjadi. 

INI PEMICUNYA!

Pertama, FOMO sangat berkaitan dengan penggunaan media sosial yang berlebihan alias tak kenal waktu. Dalam media sosial kita dapat melihat dan mengikuti informasi terbaru dari kehidupan orang lain. Terlalu sering melihat hal ini dapat menyebabkan seseorang untuk menginginkan hal-hal yang dimiliki orang lain.

Kedua, seseorang yang tidak memiliki skala prioritas dalam hidup dan mudah terpengaruh akan sangat rentan untuk menderita FOMO. Ini berkaitan dengan bagaimana penderita FOMO akan selalu menginginkan hal terbaru hanya karena hal tersebut dimiliki orang lain, bukan karena hal tersebut bermanfaat atau bernilai untuk kehidupannya.

Ketiga dan tidak kalah penting, seseorang dapat menderita FOMO bila berada di lingkungan yang memiliki akses tinggi untuk melakukan kegiatan konsumsi. Individu yang berada dalam lingkungan sosial seperti ini akan cenderung merasa tertekan untuk mengikuti gaya hidup orang di sekitarnya. 

Atur skala prioritas dan selektif dalam bersosialisasi adalah beberapa cara mengatasi FOMO. Foto ilustrasi: Freepik

ATASI FOMO

Untuk mengatasi keadaan FOMO, kita bisa mencoba melakukan hal-hal ini dalam kehidupan sehari-hari.

1. Membatasi penggunaan internet dan media sosial
Batasi diri jika melihat update komunitasi di media sosial bisa membuat kita stres saking FOMO-nya.

2. Mengetahui dan membuat skala prioritas
Misalnya, memiliki jadwal teratur terkait waktu, yaitu kapan harus bekerja dan kapan bisa bersantai. Selain itu, aspek finansial perlu diatur dengan menyusun anggaran yang diperlukan agar tidak boros. 

Skala prioritas kegiatan juga perlu diperhatikan dengan membuat semacam to-do list. Dengan begini, ruang untuk merasa FOMO akan menjadi sangat sempit karena kita sudah memiliki pedoman dalam bertindak.

3. Melatih diri untuk merasa berkecukupan
Perbanyak bersyukur agar kita tidak mudah untuk menginginkan hal yang dimiliki orang lain.

4. Selektif dalam bersosialisasi
Berada terus-menerus dalam lingkungan yang gemar belanja dan mencoba hal baru bisa memberi efek positif dan negatif. Kita harus lebih cerdas memilah mana yang positif, agar kehidupan kita lebih penuh arti dan tak sekadar mengejar ketinggalan.

5. Cari bantuan profesional
Jika kadar FOMO kalian sudah berlebihan atau empat cara di atas sulit untuk dilakukan sendiri, ada baiknya untuk mencoba cari bantuan profesional. Perasaan, tindakan, serta hal yang berkaitan dengan kecemasan tersebut dapat dibantu dalam penanganannya.
 

Salsa Umar


Topic

#mentalhealth

 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?