Seiring menghangatnya tren kuliner, minuman menempati apreasiasi tersendiri, dan disukai karena inovasinya. 

Bir salah satunya, yang bermunculan dari jenama lokal, mengusung bir produksi terbatas yang dibuat sarat ketelitian. Keberadaanya dicari lifestyle restaurant, tak lagi di sekadar bar. Standar yang bersaing memperkuat segala hal “Made in Indonesia” yang kini dipandang bangga. 

Komunitas Beergembira yang giat beraktivasi di kota-kota pertama Indonesia mengadvokasi sudut pandang ini. Craft beer (bir kriya), demikian diistilahkan, dirayakan gerakan yang dimulai tahun 2015 ini sebagai pembelajaran menarik terhadap bahan baku, proses, dan karakter rasa/aroma. 
 
Bulan Maret dibuka Beergembira dengan memperkenalkan acara baru, Leap Beer Festival, berupa satu hari icip-icip bir ragam jenama. Digelar di Beer Hall SCBD di awal Maret, acara ini sukses menyedot kedatangan mereka yang penasaran bertemu produsen di belakang bir kesayangan. 
 
Dengan membeli tiket Rp350.000, per pengunjung punya waktu hingga dua jam untuk bereksplorasi 10 jenama bir secara free flow. 
 
Ini yang femina temui di sana: 
 
1/ Bir Tumage 
2/ Lion Brewery Co. 
3/ Beaches Brewing Co. Bali
4/ Black Sand Brewery 
5/ Island Brewing
6/ IOI Beer (Island of Imagination)
7/ Breman Brewery 
8/ Kura Kura Beer
9/ Tenggara Brewing Co.
10/ Stark Craft Beer
 
Momen ini jadi kans publik Jakarta mencoba banyak bir yang selama ini lebih familiar di Bali. Produsen bisa langsung mendapatkan testimoni dan punya wadah bercerita. Awam antusias bertanya proses produksi bir yang masih terasa asing. Atmosfer ini sinyal positif pergeseran sudut pandang minuman fermentasi sebagai perayaan gastronomi. (f)
 

Trifitria Nuragustina

---

Topic

#jenamalokal, #birlokal

---