Trending Topic
Maknai Hari Kartini, Velma Forum Ajak Perempuan untuk Hidup Lebih Bermakna

22 Apr 2024

Foto: Dok. Femina


Sebuah seminar motivasi bagi para perempuan baru-baru ini dihelat dalam rangka merayakan Hari Kartini pada Minggu, 21 April 2024. Forum yang digagas oleh @velmacommunity ini dihadiri lebih dari 350 peserta yang antusias mendengarkan para pembicara perempuan hebat dengan berbagai latar belakang pekerjaan. 

Acara yang digelar di Ganara Art, FX Sudirman Jakarta, ini menghadirkan empat panel yang dipandu oleh Cania Citta, Founder Velma Community. Seperti disampaikan Cania saat membuka acara, Velma Forum yang baru pertama kali digelar ini menjadi alternatif ajang pertemuan offline bagi para perempuan untuk membahas berbagai topik dengan sudut pandang yang berbeda. 

Velma Community sendiri merupakan sebuah komunitas perempuan yang didirikan oleh Cania Citta pada tahun 2020. Tujuannya adalah untuk memberdayakan perempuan dari sisi kemampuan dan kerangka berpikir yang diharapkan bisa mendorong perempuan untuk membuat keputusan yang tepat dan berkarya optimal untuk kehidupan mereka. Hingga tahun ini, Velma telah memiliki lebih dari 300 anggota aktif yang berkegiatan melalui server Discord Velma. 

Dalam forum yang berlangsung dari siang hingga malam ini, ada 4 talk show dengan topik yang relate dengan kehidupan perempuan saat ini. Dibuka dengan diskusi terkait media dan konten edukasi, menurut Cania, topik ini tak lepas dari fenomena saat in; banyak netizen yang selalu komentar tentang konten media yang dianggap sampah. Tidak memiliki nilai edukasi. Tapi di lain sisi, ada anggapan bahwa masyarakat sendiri, pasarnya, tidak menyukai konten-konten bersifat edukasi.

Talk show pembuka berjudul Women in Media: Produce Popular Contents with Educational Purposes ini menghadirkan tiga pembicara perempuan yang masing-masing memiliki pengalaman dalam membangun media dengan konsep edukasi. Mereka adalah Cinta Laura, artis dan juga Founder Puella, Abigail Limuria, Founder What Is Up Indonesia, dan Angellie Nabilla, Co-Founder Malaka Project.

Cinta Laura mendirikan Puella karena tergerak setelah melihat tantangan di masa pandemi, ketika banyak orang kesulitan untuk mengakses informasi bermutu. “Di Puella, kita bicara tentang kesetaraan gender, kesehatan mental, dan konsep lainnya yang mungkin dianggap tabu atau jarang dibicarakan,” jelas Cinta. 

Jika Puella menarget masyarakat kelas menengah ke bawah, berbeda dengan What Is Up Indonesia, yang digagas oleh Abigail Limuria. Lewat platform Instagram What Is Up Indonesia, Abigail justru menyasar anak muda Indonesia yang berada di kelas atas, yang memiliki akses ekonomi dan jejaring yang sangat baik, namun memiliki gap yang besar dalam memahami kondisi yang terjadi di Indonesia karena keseluitan dalam memahami berita-berita yang disampaikan dalam Bahasa Indonesia. 

Menurut Abigail, harus diakui bahwa media kita tidak ramah bagi kelompok masyarakat ini. Celah inilah yang dimanfaatkan What Is Up Indonesia untuk memberikan informasi yang lebih mudah dipahami, ringan, serta disampaikan dalam versi Bahasa Inggris. “Kami banyak menggunakan meme untuk menjelaskan suatu isu yang lebih mudah diterima dan tidak berkesan menggurui,” jelas Abigail.

Sedangkan Malaka Project menyasar masyarakat yang lebih umum terkait isu-isu yang sedang hangat, termasuk juga topik yang dekat dengan Gen Z. Menurut Angellie, membuat konten untuk edukasi tidaklah mudah; tidak semua konten bisa viral dan diterima dengan baik oleh netizen. Meski begitu, ketiganya percaya bahwa media dengan tujuan-tujuan edukasi perlu terus ditingkatkan dan membutuhkan partisipasi banyak pihak. 

Foto: Dok. Femina

Keseruan diskusi berlanjut ke panel talk show kedua yang membahas tentang perempuan dan politik. Tiga politikus yang hadir berhasil menghangatkan ruangan forum di minggu sore itu. 

Panel berjudul Women in Politics: Rising to Politics and Using It for a Cause ini menghadirkan Krisdayanti (Politisi PDIP), Rahayu Saraswati Djojohadikusumo (Politisi Gerindra), dan Puteri Komarudin (Politisi Golkar). Baik Rahayu, Puteri maupun Krisdayanti memiliki jalannya sendiri untuk masuk dalam dunia politik.

Krisdayanti mengaku menjadi Wakil Rakyat bukanlah mimpinya, tapi ketika ia mendapatkan panggilan tersebut lewat Partai PDI Perjuangan, Krisdayanti melihat momen tersebut sebagai salah satu cara untuk ia bisa memberikan kontribusi nyata untuk melayani masyarakat Indonesia. Selama ini, sebagai seorang diva, penyanyi papan atas Indonesia, Krisdayanti selalu mendapatkan pelayanan terbaik dari berbagai pihak. 

Sedangkan Puteri mengaku memiliki ayah seorang politisi menginspirasi dirinya untuk juga terjun di dunia yang sama. Isu finansial literasi yang ia rasakan sangat tinggi gap-nya antara pria dan wanita mejadi misi yang ia perjuangkan dalam karier politiknya. 

Isu perempuan juga menjadi perhatian Rahayu saat memutuskan terjun ke dunia politik. Keinginannya untuk bersuara lebih banyak pada masalah perdagangan manusia, serta hak-hak perempuan dan anak. Turut hadir sebagai pembicara Cazadira F. Tamzil (Director of Public Policy Pijar Foundation).

“Memenuhi kuota perempuan di parlemen penting, jika kita bicara kuantitas. Tapi kualitas juga harus nomor satu,” ungkap Rahayu. 

Menjelang sore, Velma Forum menyisakan dua panel yaitu Women as Experts: On Learning & Acquiring Mastery dan Women in Arts: on Creativity, Idealogy & Profitability. Pada panel ketiga Women as Experts: On Learning & Acquiring Mastery, hadir sebagai pembicara Dara Nasution (Head of Digital Golkar Institute), Karina (Head of Distribution Operations & Capabilities Coca Cola Europacific), Safhira Nadya (Regional CRM Manager Grab), dan Brena Dwita (Chief Operationg Officer MOP Beauty). Mereka membagi pandangan dan pengalamannya terkait proses belajar, berlatih, dan membangun kepakaran yang ditekuni.

Velma Forum ditutup dengan panel Women in Arts: on Creativity, Idealogy & Profitability yang mengundang empat perempuan yang berkecimpung di dunia seni. Dalam panel yang berlangsung selama sekitar satu jam ini, Gita Sinaga (Aktris), Fathia Izzati (Musisi/Kreator Konten), Nessie Judge (Kreator Konten), dan Nadya Noor (Ilustrator) berbagi pengalaman bekerja di industri kreatif.

Memiliki pesan yang nyata dalam setiap karya menjadi salah satu strategi mereka bertahan di industri ini. Walaupun dunia seni identik dengan kebebasan, sikap profesionalisme menjadi kunci untuk dapat bertahan dan berkembang. (f) 


Baca juga: 
5 Cara Dorong Kesetaraan Gender dalam Perusahaan
Memperingati Hari Kartini, Tessa Wijaya Wakili Indonesia di Ajang Women’s Forum J.P Morgan Private Bank
 


Faunda Liswijayanti


Topic

#harikartini, #talkshow

 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?